Menag: MTQ Bukan Sekedar Ajang Kompetisi, tapi Regenerasi

By Admin

nusakini.com-- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menegaskan bahwa Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) tidak semata ajang kompetisi melantunkan ayat-ayat suci Al-Quran. Lebih dari itu, MTQ diadakan sebagai wahana regenerasi. 

"(regenerasi) Tidak hanya tentang bagaimana cara membaca Al Quran, tetapi juga memahami kandungan Al-Quran dan mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari," tegas Menag saat memberikan sambutan pada malam taaruf antara panitia dan kafilah masing-masing provinsi di lapangan Bumi Gora Mataram, Jumat (29/7). 

"Saya bersyukur bahwa tidak hanya lantunan yang diperlombakan, tetapi hafalan, penafsiran dan pembuatan naskah-naskah ilmiah terkait Al-Quran dan Khat (menulis) juga turut diperlombakan," imbuhnya mengapresiasi inovasi panitia terkait ragam cabang yang dilombakan. 

Menag berharap, cabang lomba MTQ yang kian variatif dapat memberikan tambahan wawasan dan pemahaman masyarakat mengenai Al Quran. Selain qiraah (bacaan), pemahaman kandungan nilai-nilai Al-Quran yang turut dilombakan dalam MTQ ini akan berimplikasi positif kepada generasi muda dalam memahami Al-Quran. 

Kepada para kafilah, dewan juri, dan seluruh pihak yang terlibat, Menag berpesan untuk senantiasa menjaga kemuliaan MTQ. Caranya, tidak mengotori proses penyelenggaraan MTQ dengan cara-cara yang tidak semestinya. Kementerian Agama telah mengantisipasi hal itu dengan menerapkan e-MTQ agar penyelenggaraannya lebih terbuka, transparan, dan mudah diawasi masyarakat. 

Menag Lukman yang hadir didampingi istrinya, Trisna Willy, mengajak semua pihak untuk meneguhkan komitmennya dalam mensukseskan penyelenggaraan MTQN dengan baik. Menurutnya, MTQN merupakan tradisi baik yang harus senantiasa dijaga keberadaannya. 

Sebelumnya, Gubernur NTB TGH Muhammad Zainul Majdi selaku tuan rumah mengaku bahwa meski MTQN bukan event berskala nasional pertama yang diselenggarakan oleh NTB, namun ketegangan benar-benar dirasakan dalam mempersiapkan MTQN. Menurutnya, sejak 2008, NTB sudah memantapkan diri sebagai provinsi yang menjadi tujuan wisata dengan julukan Moslem Friendly Tourism. "Saya berharap selain kemanfaatan dari segi ekonomi, (menjadi tuan rumah MTQN) bisa menambah keberkahan dari Allah," harapnya. 

Malam taaruf berlangsung meriah. Hadir dalam kesempatan ini, para Gubernur beserta Kakanwil Kemenag dari seluruh Indonesia. Dirjen Bimas Islam Machasin, serta para pejabat Eselon II Kemenag Pusat juga tampak hadir mendampingi Menag Lukman. Hadir juga para kafilah dan dewan hakim MTQN XXVI. 

Pada malam taaruf ini, dilakukan penyerahan piala tetap Presiden RI bagi juara umum MTQ oleh Menag kepada Gubernur NTB sebagai tuan rumah MTQN. Selain itu, dilaksanakan juga penandatanganan sampul perangko seri MTQN 2016 yang diterbitkan oleh PT. Pos Indonesia Mataram oleh Menag dan Gubernur NTB. 

Suasana malam taaruf semakin semarak oleh pertunjukan tarian tradisional khas negeri seribu masjid. Acara ini ditutup dengan qiraah Al-Quran oleh dewan hakim yang dikomandoi oleh Said Agil Al-Munawar sebagai ketua dewan hakim. (p/ab)